
Marilah kita sama-sama menyerukan "merdeka". Agar dikehidupan yang perih ini tidak ada lagi pembodohan dan penjajahan.
Indonesia memang sudah 60-an taun merdeka dari penjajahan belanda dan jepang namun selama 60 tahun pula kita dijajah oleh bangsa indonesia sendiri, dibodohi, dikhianati dan dipecundangi..., sungguh ironi bukan. Satu darah, saru nusa, satu bahasa dan juga satu semangat untuk lepas dari penjajahan namun dibalik kemerdekaan kita malah lebih banyak tekanan, pembantaian, pemerasan dan lain seperti halnya penjajah belanda dan jepang.

Analisa saya menyatakan bahwa jika salah satu kepala rumah tangga dengan penghasilan paling tinggi 2.000.000 rupiah, dengan anggota keluarganya yakni 3 anak dan 1 istri.
Kebutuhan-kebutuhannya yakni:
- Makan, untuk makan perhari ia sekarang mengeluarkan uang 50.000,- dengan rincian uang jajan ketiga anaknya sampai pulang sekolah 20.000,- ongkos ayahnya 20.000,- tanpa makan dan 20.000,- untuk belanja makan ibunya untuk satu hari.
- Jika perhari ia mengeluarkan uang dengan konstan perharinya maka 50.000 dikalikan 30 hari menjadi 1.500.000,-
- Biaya listrik rumah tangga sebesar 200.000 rupiah
- Biaya sekolah ketiga anaknya sebesar 350.000 rupiah
- Kebutuhan peralatan mandi 200.000 rupiah
bayangkan untuk keluarga yang mempunyai keuangan cukup, masih tetap kekurang uang 50.000 dan penderitaan yang lainnya. Apalagi jika keluarga yang keuangannya k

Lalu, apakah kita diam saja karena kita sudah kecukupan materi dan untuk melihat masyarakat dibawah rata-rata kita berpaling muka dan merasa tidak mau tahu...
Apa yang dilakukan kita kini adalah bagaimana agar pemerintah ingat dengan penderitaan rakyat. Mahasiswa tidak asal-asalan demonstrasi atau ikut-ikutan. Karena kita sadar bahwa masih ada rakyat dan atau banyak rakyat itu menderita. Mahasiswa bukan belaga menjadi pahlawan tapi memang pahlawan.
Anarkisme itu bukan karena mahasiswa, tapi karena mahasiswa tidak diberikan ijin untuk masuk ke dalam berbicara kepada pemerintah.
Yah, image yang berkembang kini bahwa mahasiswa itu biang kerusuhan, biang kemacetan, dan juga biang onar. Kelicikan pemerintah dalam memberitakan kepada media memang naif. Mahasiswa datang untuk unjuk rasa dan mengingatkan pemerintah dan juga mahasiswa ingin menyampaikan aspirasi dari masyarakat. Tapi, dihadang para brigadir-brigadir polisi yang memiliki segudang senjata. Wkwkwkkk
Pergolakan antara mahasiswa dengan kepolisian sebagai pihak tameng dari pemerintah membuat benturan sengit bagi keberlangsungan demokrasi saat ini. Bagaimana tidak, jika tiap kali jika ingin berjumpa dengan kepala pemerintahan baik eksekutif maupun legislatif dihadang dan dikejar-kejar bak penjahat kelas ulung...
jadi, sekarang bagi kita semua segenap bangsa indonesia agar terus bersemangat dalam meraih bentuk kekuasaan yang demokratis, emansipatoris, bermoral, cinta rakyat, dan yang pasti tidak menaikan BBM dan kawan-kawannya...
HIDUP RAKYAT INDONESIA.....
0 comments:
Posting Komentar